JEMPARINGAN

 

@Kel. NG Minggu #090624#; Bertempat di lapangan panahan/jemparingan "Adiwinoto" Kampung Ngadiwinatan Kelurahan Ngampilan diselenggarakan gladen memanah jemparingan khusus perempuan dimana kegiatan pemberdayaan masyarakat ini mengkolaborasikan kerjasama Kelurahan Ngampilan dengan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan jemparingan sebagai olahraga tradisional yang keberadaannya jarang ditemukan.  Sejatinya jemparingan adalah olahraga panahan dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang selama ini dikenal dengan sebutan jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta. Pada jaman dahulu permainan ini hanya dilakukan di kalangan keluarga Kerajaan Mataram hingga dijadikan perlombaan di kalangan prajurit kerajaan.

 

 

Dalam perkembangan waktu, seni memanah ini kini semakin diminati dan dimainkan oleh banyak orang dari kalangan rakyat biasa. Berbeda dengan gaya panahan lainnya, jika biasanya dilakukan sambil berdiri, jemparingan dilakukan dalam posisi duduk bersila. Jemparingan memiliki nama tersendiri untuk perlengkapan yang menyertainya seperti jemparing yang berarti anak panah, gendewa yang berarti busur, wong-wongan atau bandulan yang merupakan sasaran tegak berdiameter 3 cm dan panjangnya adalah 30 cm, dan masih banyak lagi. Pemanah Jemparingan juga tidak membidik dengan mata, akan tetapi memposisikan busur di hadapan perut sehingga bidikan didasarkan pada perasaan pemanah. Gaya memanah ini sejalan dengan filosofi Jemparingan yakni pamenthanging gandewa pamanthening cipta. Artinya membentangnya busur seiring dengan konsentrasi yang ditujukan pada sasaran yang dibidik. Jika diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari memiliki makna manusia yang memiliki cita-cita hendaknya berkonsentrasi penuh pada cita-citanya agar dapat tercapai. Seiring perkembangan zaman, jemparingan pun mulai mengalami beberapa perubahan. Kini terdapat berbagai cara memanah serta bentuk sasaran yang dibidik. Akan tetapi, semua tetap berpijak pada filosofi jemparingan sebagai sarana untuk melatih konsentrasi. Beberapa orang juga tidak lagi membidik dengan posisi gandewa di depan perut, tetapi dalam posisi sedikit miring sehingga pemanah dapat membidik dengan mata.

 

Pada kesempatan kali ini Jemparingan Adiwinoto mengadakan gladen jemparingan khusus putri Titis Srikandi yang dimaksudkan supaya lebih dikenal luas di masyarakat dan mengenalkan bahwa olahraga tradisional jemparingan bukan saja milik kaum pria. Tentu saja banyak sekali manfaat yang akan didapatkan jika melakukan jemparingan. Selain berolahraga, masyarakat juga dapat mengukir prestasi dengan mengikuti perlombaan jemparingan. Selain itu, yang paling penting, masyarakat turut melestarikan permainan atau olahraga tradisional ini.